War — Keshi.
Pedang. Serang. Perang.
Walau sebenarnya, hanya ada kita berdua. Tak miliki koloni. Saling tancapkan belati, berusaha tak saling peduli bahwa sama-sama saling menyakiti. Berusaha menjadi yang paling mending. Berusaha menjadi yang paling terakhir masih berdiri.
Padahal, segala hal yang dahulu kita bangun telah buyar berkeping-keping. Menjadi serpihan beling-beling dan dikelilingi ranting-ranting kering. Lantas, mengapa kita masih berdiri beriring, dan bergeming?
Padahal, kita sama-sama tak tahu mengapa masih di sini, menginjakkan kaki. Padahal, sama-sama sudah berdarah di sana dan di sini. Padahal, rengkuhan sudah menjadi setajam duri. Padahal, tinggal persoalan siapa yang duluan pergi.
Lantas, untuk apa masih di sini?